20 Agu 2014

Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi

 
Pada akhir-akhir ini telah banyak orang menggunakan berbagai teknologi untuk mendapatkan informasi-informasi yang mereka butuhkan dalam kegiatan sehari-hari mereka. Dan oleh karena itu telah didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat untuk mendukungnya. Teknologi komunikasi sendiri merupakan teknologi yang dibangun dengan basis utama komputer.
Teknologi Informasi disusun oleh 3 matra teknologi, yaitu:


  1. Teknologi Komputer, yang menjadi pendorong utama teknologi informasi
  2. Teknologi Telekomunikasi, yang menjadi inti proses penyebaran informasi.
  3. Muatan Informasi atau content information yang menjadi faktor pendorong utama implementasi teknologi informasi.
Kenyataansejarah, dunia mencatat masing-masing dari ke-3 matra tersebut pada awalnya berkembang saling terpisah. Teknologi komputer berkembang dari lingkup matematika dan cenderung lebih teoritis. Teknologi komunikasi berkembang luas dalam dunia bisnis dan ekonomi menjadi pilar pendukung teknologi transportasi dalam revolusi industri. Sedangkan ilmu informasi muncul pada perang dunia II. Kemenangan dan kekalahan sebuah pasukan di medan perang ditentukan oleh keakurasiaan saluran informasi. Setelah itu konsep ilmu informasi mulai berkembang pesat. Sehingga 3 matra penyusun teknologi informasi tersebut mulai berkembang secara konvergen mengikuti konsep informasi yang semakin matang.

Sekarang perkembangan perangkat keras, perangkat lunak, dan telekomunikasi berlangsung demikian pesat. Melejit bagaikan meteor. Dengan demikian, kalau sebuah perusahaan tidak melek teknologi, mereka bisa sangat jauh ketinggalan. Pasalnya, life cycle suatu teknologi semakin singkat dan mudah menjadi kedaluwarsa.

Oleh karena itu, investasi di bidang teknologi informasi perlu mengutamakan dua hal penting. Pertama, dari aspek finansial harus memenuhi return on investment (ROI) yang cepat. Kedua, dari sisi teknis, investasi di bidang teknologi informasi antara lain perlu memerhatikan biaya pemeliharaan, keamanan, dan bersifat user friendly.

Jika misalnya sebuah perusahaan menggunakan pesawat telepon PABX atau memakai mesin lift yang sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya atau sulit suku cadangnya, dipastikan hal itu akan membebani keuangan perusahaan dalam jangka panjang.

Oleh karena itu, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi perlu terus diikuti agar sebuah perusahaan bisa melakukan investasi dengan cepat dan tepat agar tidak sia-sia.

Demikian pula, misalnya, jika perusahaan hendak memutuskan untuk membeli atau menyewa seperangkat server untuk mem-back up semua data perusahaan, selayaknya dipertimbangkan dengan tepat kebutuhan dan manfaatnya.

Investasi dalam bidang teknologi informasi hendaknya jangan dilihat pada nilai uang yang dikeluarkan pada saat ini, tetapi harus dilihat output dan manfaatnya dalam jangka panjang.

Setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda soal penggunaan teknologi informasi, tergantung pada visi dan misi serta kultur dari perusahaan tersebut. Perusahaan keluarga yang konservatif biasanya daya adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi tidak fleksibel seperti perusahaan modern yang dikelola oleh para pekerja profesional.

Di negara-negara maju seperti Jepang, proses produksi dari perusahaan-perusahaan manufaktur sudah memakai tenaga robot karena tenaga manusia sudah sangat mahal di Negeri Sakura itu. Sebaliknya, di negara berkembang seperti Indonesia, pemakaian robot dapat mengancam keberlangsungan tenaga manusia.

Mungkinkah pemakaian robot dapat dilakukan pada saat jumlah penduduk Indonesia berkurang? Lalu, bagaimana pula jumlah penduduk Indonesia bisa berkurang, sementara angka pertambahan penduduk sekarang rata-rata 1,6 persen per tahun?

Mereka-reka pertanyaan tersebut bisa saja dilakukan. Karena itu, jawabannya bisa berbunyi, Indonesia bisa saja nanti menggunakan tenaga robot karena kalau kondisinya terus seperti sekarang, jumlah penduduk bisa berkurang secara alamiah karena sebagian meninggal dunia akibat kelaparan dan bencana alam yang disebabkan oleh faktor manusia Indonesia sendiri.

Jawaban lain, bangsa Indonesia yang semula sebagai negara kepulauan yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak bisa jadi akan menyusut karena masing-masing provinsi menuntut untuk menjadi negara sendiri agar bisa mengelola daerahnya secara lebih otonom dan bisa maju lebih cepat.

Jawaban di atas memang agak pesimistis dan seolah-oleh membenarkan kekhawatiran dari sebagian kalangan selama ini bahwa kemajemukan masyarakat Indonesia akan sulit dipertahankan, sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia juga terancam perpecahan karena tidak adanya figur pemimpin yang kuat dan bisa dijadikan panutan masyarakat.
Tentunya, kita sangat tidak berharap hal itu terjadi. Kita menginginkan generasi yang akan hidup di tahun 2030 bisa tetap tinggal di negara Indonesia yang memiliki jumlah pulau sebanyak 17.000 dan 400 bahasa dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.

sumber : http://freeyouride.blogspot.com/2009/11/perkembangan-teknologi-komunikasi.html

0 komentar:

Posting Komentar